Assalaamu'alaikum, Ahlan wa Sahlan bi Hudhurikum...

7 Keajaiban Rezeki


Assalamu’alaikum Wr. Wb

Saya Afifah Duhitadavina Warsitoarti. Siswi SMAN 1 Krian kelas 2. Bila saya disuruh membahas rezeki yang diturunkan Allah kepada saya, jelas tidak bisa disebutkan satu per satu, karena dari kecil hingga sekarang saya masih diberi kesempatan tuk menghirup udara segar dengan free, dan hingga sekarang masih diberi kesehatan, ilmu, maupun materi.

Spesifik materi, saya memang bukan orang kaya, karena saya belum punya pekerjaan yang menghasilkan uang untuk biaya hidup sendiri, alias masih ‘ngutang’ orang tua. Maka dari itu saya lebih patut bersyukur, karena saya masih bisa makan dan sekolah meskipun belum punya pekerjaan, dibandingkan dengan pengamen yang seusia dengan saya yang makannya tak tentu dan tidak bisa sekolah, padahal dia sudah berusaha mencari uang. Orang tua saya juga bukan orang kaya, tapi mereka masih patut bersyukur karena masih bisa menyekolahkan anaknya di sekolah yang berstatus RSBI, meskipun waktu kelas 1, uang SPP saya yang per bulannya 250 ribu itu sering nunggak dan Uang Gedung yang jumlahnya 3,8 juta itu baru bisa dibayar 350 ribu dalam setahun, dan saya sering dipanggil guru yang mengatur masalah pembayaran itu.

Di semester 3 lalu, saya berniat keras untuk mendekatkan diri pada Allah. Bukan karena saya menginginkan sesuatu, tapi karena Allah telah membuka mata hati saya tuk lebih mendekat kepadaNya. Dan usahaku itu dipermudah oleh Allah lewat bulan Ramadhan, aku semakin mendekat padaNya.Tapi tahun ini justru ada satu amalan yang tiap tahun dari kecil aku lakukan, tapi untuk tahun ini tidak, yaitu sedekah atau infaq. Bulan itu aku memang benar-benar tidak punya uang, ayah kandungku sudahtidak bekerja, tapi saya ganti amalan sedekah itu dengan yang lain. Setelah Ramadhan, di saat hari Raya Idul Fitri, Alhamdulillah saya mendapat rizki kurang lebih 200rb, dan itu sudah saya niatkan untuk memberi santunan pada anak-anak jalanan saat ulang tahunku yang tak lama dari Idul Fitri, yaitu tanggal 30 September. Jadi melihat teman-teman dan sauadara-saudara membelanjakan uang ‘sangu’ Idul Fitri untuk keperluannya, saya hanya ‘ngempet’ untuk tidak jajan. Tapi akhirnya apa? Sebelum ulang tahun, Ayah kandung saya sudah meminjam uang saya itu. Dan saya berikan dengan ikhlasnya, meskipun awalnya sedikit ragu, makanya saya ingin ayah kandung saya itu berjanji akan mengembalikan uang itu saat ulang tahun saya, dan beliau mengiyakan, lalu saya berdoa, “ Ya Allah, itu uang bukan milik saya, tapi milik anak-anak jalanan itu, kalaupun itu memang rezeki anak jalanan itu maka kembalikanlah Allah. “.

Hari Ulang Tahun tiba, Ayah kandung saya tidak juga mengembalikan uangnya. TAPI, ibu saya menelpon saya, bahwa beliau ingin merayakan ulang tahun saya. Alhamdulillah, batinku. Sayapun memberitahukan bahwa saya ingin merayakan ulang tahun dengan anak jalanan, tapi ibu tidak setuju, ibu lebih setuju bila dirayakan dengan ke panti asuhan aja. Saya kaget, Ya Allah bukankah itu lebih membutuhkan uang yang lebih banyak?Dan ibu juga ingin saya mengundang teman-teman kerumah, padahal tidak ada satu niat pun tuk mengundang teman-teman, karena memang saya hanya punya uang 200ribu.Tapi Allah memberi jalan lain dan bahkan memberi lebih banyak dari apa yang saya simpan dan saya berikan. Subhanallah!!

Keajaiban Rizki saya tidak berhenti disitu saja. Mengingat Ayah kandung saya tidak bekerja, maka Mbak Widya menghadiahkan buku 7 keajaiban rezeki yang kebetulan disaat ulang tahun Ayah saya. Sebelum membaca 7 keajaiban rezeki, saya sudah berniat untuk mencari uang. Di fikiran saya ada 2 pilihan, yang pertama antara ngelesi dan jualan pulsa. Lalu, saya lebih memilih ngelesi, karena saya pernah jualan pulsa, dan itu gagal di tengah alias nggak balik modal karena banyak yang hutang, selain itu di kelas saya sudah ada 4 anak yang jualan pulsa, lantas masa’ saya akan bersaing dengan mereka? Siapa juga yang akan membeli pulsa ke saya? Aku juga nggak jago masalah promosi. Maka saya memilih untuk ngelesi, berminggu-minggu hingga lebih satu bulan saya berusaha cari murid, tapi tetap saja tidak ada. Akhirnya keputusan terakhir saya ingin jualan pulsa, meskipun dengan keadaan ragu, tapi Allah meyakinkan saya dengan mengizinkan saya untuk membaca buku 7 keajaiban rezeki.

Akhirnya tanpa pikir panjang, setelah selesai membaca buku itu, saya langsung ambil uang 150 ribu di tabungan saya, itu uang hak saya tapi tidak boleh diambil sekarang, kata ibu. Tapi aku nggak peduli, dengan tidak memberitahukan ke ibu, saya mengambil uang itu diam-diam, takut kena marah tapi saya berjanji tuk mengembalikan uang 150 ribu dalam satu bulan.Tapi ternyata dalam satu bulan saya tidak bisa balik modal, saya hanya bisa mengambil keuntungan 50 ribu. Saya bingung, padahal saya sudah bersedakah tiap nomor yang untungnya rata-rata 500 rupiah saya infakkan 100 rupiah, saya juga sudah mengajak orang yang bisa mempromosikan pulsa saya untuk bersedakah dan memberi bonus pada mereka, saya juga sudah meningkatkan sholat dhuha saya, saya juga sudah melakukan hal-hal dalam pelangi ikhtiar, juga percaya hokum LOA, tapi saya lupa satu hal, yaitu doa orang tua yang bagaikan sayap yang menerbangkan impian kita ke langit, akhirnya saya memberitahukan ibu bahwa saya jualan pulsa dengan modal uang di tabungan saya, dan ibu malah mendukung, dan akhirnya apa, di bulan berikutnya Allah memberi keuntungan 4x lipat dari keuntungan bulan awal, yaitu 200ribu. Subhanallah!! Nggak berhenti di situ, Di bulan tersebut saya juga mendapat peringkat pertama, dan biasanya peringkat pertama mendapat beasiswa 500ribu, belum lagi, Ayah tiri saya yang melunasi Uang Gedung saya, dan Uang makan, serta uang saku, dan lain-lain, belum lagi Tante saya yang memberikan uang SPP tiap bulannya, belum lagi hadiah dari Ibu jalan-jalan saat tahun baru, belum lagi Tante saya yang lain mengajak saya untuk liburan ke Sarangan karena peringkat pertama, belum lagi teman ibu saya yang meminta saya untuk mengelesi anaknya. Dan bulan ketiga ini keuntungan saya naik 5x lipat, yaitu 250ribu.

Kalau dihitung berapa? Lhoh kan? Allah membalas lebih dari apa yang kita jual kepadaNya. Dengan nikmat Allah yang luar biasa itu, aku sempat melupakan Allah, dan disaat aku lupa itu, aku sangat merasa hampa, Ada apa? padahal disitu harusnya aku merasa sangat senang dengan keadaan yang ‘waw’ saat itu. Tapi sekarang aku sadar bahwa nikmat yang sesungguhnya bukan kenikmatan duniawi itu, tapi kedekatan kita pada Allah lah yang membuat kita senantiasa tenang, damai dan lebih bahagia.

Demikian, semoga tulisan saya bermanfaat, dan silakan rasakan sendiri keajaiban di dalam buku 7 Keajaiban Rezeki milik Pak Ippho. Semangat!!! Semangatlah seperti semangatnya sang Pemenang Kehidupan Dunia dan Akhirat!!!

Wassalamu’aikum Wr.Wb.

 

Salam dan Sapa

# Service :

# The Pretender :

Arsip Kegiatan

Sahabat